Di permukaan, mempromosikan pemikiran positif mungkin terdengar seperti hal yang baik. Namun, toxic positivity justru menciptakan lingkungan di mana orang merasa tidak diizinkan untuk mengungkapkan emosi negatif atau sulit seperti kesedihan, ketakutan, atau kecemasan.
Ini tentunya bisa sangat merugikan bagi kesehatan mental individu. Nah, apakah pengertian, dampak, dan cara mengatasi toxic positivity? Penjelasan selengkapnya akan kamu temukan pada ulasan di bawah ini.
Apa itu toxic positivity?
Menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), toxic positivity adalah fenomena emosional yang didasarkan pada keyakinan bahwa tidak peduli seberapa sulit atau buruknya keadaan, orang harus tetap berpikir positif atau memiliki pola pikir positif.
Contoh toxic positivity dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika seseorang mengalami kegagalan besar dalam pekerjaan atau hubungan, tetapi teman atau anggota keluarga justru merespons dengan mengatakan, “Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Kamu hanya perlu berpikir positif dan semuanya akan beres.”
Meskipun niat mereka mungkin baik, pernyataan semacam itu mengabaikan perasaan yang sebenarnya sedang dialami oleh individu tersebut dan menekankan pentingnya untuk selalu berpikir positif, tanpa memperhatikan kesulitan yang sebenarnya dihadapi individu tersebut.
Baca Juga: Generasi Sandwich: Menjadi Penghubung Antargenerasi atau Terjebak di Antaranya?
Dampak Buruknya terhadap Kesehatan Mental
Optimisme dan pemikiran positif memang dapat memberikan manfaat, tetapi hal positif yang terlalu berlebihan bisa berbalik menjadi sesuatu yang merugikan, terutama ketika menciptakan tekanan untuk menyembunyikan atau menolak emosi negatif.
Penelitian menunjukkan bahwa dampak toxic positivity dapat secara serius mempengaruhi kesehatan mental, menyebabkan perasaan bersalah, kecemasan, dan perasaan tidak adekuat. Ketika seseorang terus-menerus dipaksa untuk mempertahankan pola pikir yang positif tanpa memperbolehkan diri mereka untuk mengungkapkan emosi negatif, hal ini dapat menyebabkan penumpukan stres dan kegelisahan.
Selain itu, perasaan bersalah juga dapat muncul karena individu merasa bahwa mereka tidak cukup baik dalam mencapai standar positif yang ditetapkan oleh masyarakat atau lingkungan mereka. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kesejahteraan mental secara keseluruhan, serta menghambat kemampuan individu untuk mengatasi tantangan dan menjaga keseimbangan emosional.
Bagaimana Pola Pikir Toxic Positivity Mempengaruhi Keputusan Keuangan
Pola pikir dari toxic positivity memiliki dampak signifikan pada keputusan keuangan seseorang. Berikut adalah beberapa cara di mana pola pikir ini dapat mempengaruhi keputusan keuangan:
1. Penolakan Terhadap Kekhawatiran Finansial
Toksin positivitas dapat mendorong individu untuk menolak atau mengabaikan kekhawatiran finansial yang sebenarnya penting. Mereka mungkin cenderung menganggap bahwa segala sesuatu akan berjalan baik-baik saja tanpa memperhatikan realitas situasi keuangan mereka.
2. Pengabaian Terhadap Rencana Keuangan
Individu dengan pola pikir toksik positivitas mungkin cenderung mengabaikan atau bahkan menolak untuk membuat rencana keuangan yang matang. Mereka mungkin lebih condong pada keyakinan bahwa segala sesuatu akan beres tanpa mempertimbangkan perencanaan dan strategi keuangan yang diperlukan.
3. Pemborosan dan Utang yang Tidak Terkendali
Ketika seseorang terlalu memaksakan pola pikir yang positif, mereka mungkin cenderung untuk berfoya-foya dan menghabiskan uang secara tidak bertanggung jawab. Mereka mungkin tidak memperhitungkan konsekuensi keuangan jangka panjang dari tindakan pemborosan ini, yang dapat mengakibatkan akumulasi utang yang tidak terkendali.
4. Tidak Memperbaiki Masalah Finansial
Pola pikir toksik positivitas juga dapat menghambat individu untuk menghadapi dan memperbaiki masalah finansial yang mungkin mereka hadapi. Mereka mungkin cenderung untuk mengabaikan atau meremehkan masalah tersebut, mengandalkan harapan bahwa situasi akan membaik dengan sendirinya tanpa tindakan yang nyata.
5. Stres Finansial yang Tersembunyi Yang Menganggap itu Masih Hal Positif:
Beberapa orang mungkin mengalami stres finansial yang signifikan, tetapi mereka mungkin cenderung untuk menyembunyikan atau menyangkalnya dengan merasa bahwa mengalami stres finansial adalah bagian dari perjalanan hidup yang positif. Ini dapat menyebabkan penumpukan stres yang tidak diakui dan memperburuk kondisi keuangan mereka secara keseluruhan.
Baca Juga: Mau Mencoba Gaya Hidup Minimalis? Kenali Definisi, Konsep, dan Tipsnya!
Cara Mengidentifikasi Pola Pikir Toxic Positivity
Tanda-tanda perilaku berbahaya ini adalah pola pikir yang menolak emosi negatif, seperti kesedihan atau kecemasan, dengan memaksakan pola pikir positif dalam semua situasi. Orang-orang dengan toksik positivitas sering merasa bahwa ekspresi emosi negatif adalah tanda kelemahan atau kegagalan, dan mereka mungkin meremehkan atau menyalahkan orang lain yang mengungkapkan emosi tersebut.
Mereka cenderung menciptakan tekanan pada diri sendiri dan orang lain untuk selalu terlihat bahagia, bahkan ketika situasinya sulit atau menyedihkan. Selain itu, individu dengan toksik positivitas cenderung mengabaikan atau meremehkan masalah nyata yang mungkin mereka hadapi, berharap bahwa semuanya akan membaik dengan sendirinya.
Mereka juga sulit untuk menerima kritik atau kegagalan, dan mungkin tidak sensitif terhadap perasaan atau pengalaman emosional orang lain. Akibatnya, mereka sering kesulitan membangun hubungan yang sehat dan memerlukan dukungan sosial.
Langkah-langkah Menghindari Dampak Buruknya
Jika kamu mengenali perilaku ini di dalam diri, ada hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pendekatan yang lebih sehat.
- Mengembangkan sikap bahwa tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja
Alih-alih memiliki pandangan bahwa salah untuk memiliki perasaan negatif, terimalah bahwa tidak realistis untuk merasa baik-baik saja sepanjang waktu. Ingatkan diri kamu bahwa jika seseorang tidak merasa baik-baik saja, itu adalah hal yang sepenuhnya wajar.
- Kelola emosi negatif, tetapi jangan menolaknya
Emosi negatif dapat menyebabkan stres jika tidak terkontrol. Namun, emosi tersebut juga dapat memberikan informasi penting yang dapat mengarah pada perubahan yang bermanfaat dalam hidup.
- Fokus pada mendengarkan orang lain dan menunjukkan dukungan
Ketika seseorang mengungkapkan emosi sulit, jangan menutup mereka dengan toksik positivitas. Sebaliknya, beri tahu mereka bahwa apa yang mereka rasakan adalah hal ormal dan kamu ada di sana untuk mendengarkan.
Menangani Pola Pikir Negatif secara Sehat
Untuk menjaga keseimbangan antara sikap positif dan realitas, penting untuk mengakui bahwa kehidupan memiliki dua sisi yang saling terkait: positif dan negatif. Ini berarti menerima bahwa emosi negatif seperti kesedihan atau kecemasan adalah bagian alami dari pengalaman manusia, dan merasa terbebani oleh mereka bukanlah sesuatu yang harus dihindari.
Namun demikian, membiarkan emosi negatif mengontrol pikiran dan tindakan kita juga tidaklah ideal. Sebagai gantinya, kita perlu belajar mengelola emosi tersebut dengan cara yang sehat, seperti dengan mencari dukungan dari orang-orang terdekat atau melakukan aktivitas yang membuat kita merasa nyaman.
Sikap positif dapat membantu kita melihat sisi terang dari setiap situasi, tetapi itu bukan berarti kita harus mengabaikan realitas yang ada. Kita masih perlu menghadapi tantangan dan masalah dengan keterbukaan dan keteguhan hati, sambil tetap mempertahankan optimisme dan semangat untuk mencari solusi yang memungkinkan.
Menjaga keseimbangan antara sikap positif dan realitas juga berarti menetapkan harapan yang realistis. Ini berarti mengakui bahwa tidak semua hal akan selalu berjalan sesuai rencana, tetapi juga menghargai dan bersyukur atas pencapaian dan keberhasilan yang kita raih. Dengan cara ini, kita dapat memelihara sikap yang sehat dan seimbang dalam menghadapi hidup, tanpa terlalu terbawa oleh optimisme buta atau pesimisme berlebihan.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pola pikir yang memaksakan untuk selalu mempertahankan sikap positif tanpa memperhatikan realitas emosional dapat memiliki dampak yang merugikan pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Perilaku ini dapat menghambat kemampuan seseorang untuk mengatasi tantangan, mengelola emosi negatif dengan sehat, dan membangun hubungan sosial.
Selain itu, jangan biarkan toxic positivity membiarkan kesehatan keuangan menjadi terganggu. Jika keadaan keuangan sedang tidak baik-baik saja, maka kamu membutuhkan pengelolaan keuangan secara efisien.
BATPay merupakan dompet digital yang bisa membantumu dalam mengelola keuangan secara praktis melalui setiap transaksi digitalnya secara praktis dan cepat. Dengan begitu, kamu tidak perlu khawatir dengan keadaan finansial yang saat ini.
Referensi:
https://adaa.org/learn-from-us/from-the-experts/blog-posts/consumer/toxic-positivity
https://www.aia.com/en/health-wellness/healthy-living/healthy-mind/Toxic-positivity-mental-health